KLASIFIKASI DAN SUBYEK INDUSTRI PARIWISATA



KLASIFIKASI DAN SUBYEK INDUSTRI PARIWISATA
Mata Kuliah : Manajemen Pariwisata
Dosen : Dr. I Made Suniastha Amerta, S.S., M.Par.








Nama Kelompok :
                                    I Wayan Eggy Vista Permana             (1722121059)
Ni Kadek Ari Wirasmini                      (1722121031)
Putu Deny Daryanti                             (1722121042)






JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
TAHUN AJARAN 2018/2019


Pariwisata merupakan salah satu sektor pendukung pembangunan perekonomian Indonesia.Keindahan dan keberagaman budaya Indonesia merupakan daya tarik utama bagi wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia. Peran pariwisata dalam meningkatkan perekonomian Indonesia seperti perolehan devisa, penciptaan lapangan kerja, maupun pengetasan kemiskinan melalui tumbuhnya usaha-usaha kecil menengah di area tempat tujuan wisata diharapkan mampu menjadi wujud nyata kontribusi sektor pariwisata dalam membangun masyarakat yang sejahtera.
Istilah pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti berulang-ulang atau berkali-kali, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berulang-ulang (H. Oka A. Yoeti :1996:112).Menurut Murphy (1985) pariwisata adalah keseluruhan elemen-elemen terkait, seperti wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri dan lain sebagainya.Sedangkan Wahab (1985) menjelaskan pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Sebagai sektor yang kompleks, pariwisata juga meliputi industri-industri klasik seperti kerajinan tangan dan cindera mata, penginapan, transportasi secara ekonomi juga dipandang sebagai industri.
Industri dengan industri pariwisata sangat berbeda sekali, industri merupkan  pengolahan barang yang belum jadi menjadi barang yang sudah jadi dan siap untuk digunakan. Sedangkan pariwisata dikatakan merupakan sebuah industri, karena di dalamnya terdapat berbagai aktivitas yang bisa menghasilkan produk berupa barang dan jasa. Sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 10 Tahun 2009 bahwa industri pariwisata merupakan kumpulan usaha yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/ atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata, dan usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/ atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggara pariwisata.Menurut R.S Darmajadi industri pariwisata merupakan rangkuman daripada berbagai macam bidang usaha, yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa-jasa/layanan-layanan atau service, yang nantinya, baik secara langsung ataupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perawatannya (Yoeti, 1996:153). Sedangkan menurut Soekadijo, industri pariwisata adalah industri yang kompleks, yang meliputi industri lain. Dalam kompleks industri pariwisata terdapat industri perhotelan, industry rumah makan, industri kerajinan/cendera mata, industri perjalanan, dan sebagainya (Soekadijo, 1996:28). 
A.      Klasifikasi Industri Pariwisata
Beberapa klasifikasi industri pariwisata diantaranya:
1.         Akomodasi
Akomodasi adalah suatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal wisatawan, misalnya tempat menginap atau tempat tinggal sementara bagi orang yang bepergian. Dalam kepariwisataan akomodasi merupakan suatu industri, jadi pengertian industri akomodasi adalah suatu komponen industri pariwisata, karena akomodasi dapat berupa suatu tempat atau kamar dimana orang-orang / pengunjung / wisatawan dapat beristirahat /menginap / tidur, mandi, makan dan minum serta menikmati jasa pelayanan dan hiburan yang tersedia. Industri akomodasi meliputi :
a.         Hotel, merupakan salah satu jenis akomodasi yang paling lengkap dan paling banyak jumlahnya yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.
b.         Motel (Motor Hotel), adalah suatu bentuk bangunan yang di gunakan untuk usaha perhotelan dengan sarana tambahan berupa garasi di setiap kamar. Biasanya motel ini bertingkat dua, bagian atas sebagai kamar untuk beristirahat sedangkan bagian bawah sebagai berupa garasi motor atau mobil. Fasilitas yang disediakan antara lain pompa bensin dan bengkel mobil atau motor. Nama lain untuk motel adalah moberge, motorlodge, motor court, dan motor inn.
c.         Cottages, adalah suatu bentuk bangunan yang dipergunakan untuk usaha pelayanan akomodasi dengan fasilitas tambahan lainnya, berupa rental sepeda secara gratis untuk kegiatan bersepeda di sekitar cottages.
d.        Losmen (Hotel Melati), adalah suatu usaha dengan menggunakan seluruh atau sebagian dari bangunan yang khusus di sediakan bagi setiap wisatawan sebagai jasa pelayanan.
e.         Inn, merupakan jenis pelayanan hotel dengan menambahkan fasilitas esktra tanpa di pungut biaya, seperti di sediakan guru membatik untuk para tamu tanpa di pungut biaya.
f.          Bungalow, adalah bangunan atau rumah yang digunakan untuk peristirahatan terakhir, bisa terletak di pinggiran kota atau di daerah-daerah luar kota.
g.         Home stay, adalah bangunan milik pribadi yang digunakan untuk penginapan sementara bagi wisatwan yang ekonominya lemah atau biasa disebut kaum hippies.
h.         Apartement, adalah penginapan untuk jangka waktu agak lama, misalnya pada waktu musim panas atau musim libur, dimana selain menyediakan kamar tidur juga menyediakan living room, teras, dan kadang-kadang perlengkapan masak-memasak.
2.         Transportasi
Salah satu unsur strategis dalam aktivitas kepariwisataan adalah sektor transportasi. Melihat struktur sistem pariwisata yang dikemukakan oleh Lepier dalam cooper et al (1993). Tansportasi merupakan media wisatawan dalam membawa wisatawan dari daerah asal menuju destinasi wisata. Menurut Utomo, jenis-jenis transportasi terbagi menjadi tiga yaitu :
a.         Transportasi darat adalah segala bentuk transportasi menggunakan jalan untuk mengangkut penumpang atau barang. Bentuk awal dari transportasi darat adalah menggunakan kuda, keledai atau bahkan manusia untuk membawa barang melewati jalan setapak. Seiring dengan berkembangkan perdagangan, jalan diratakan atau dilebarkan untuk mengakomodir aktivitas. Alat transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor seperti jenis dan spesifikasi kendaraan, jarak perjalanan, tujuan perjalanan, ketersediaan alat transportasi, ukuran kota dan kerapatan permukiman, faktor sosial-ekonomi. Contoh moda transportasi darat adalah kendaraan bermotor, kereta api, gerobak yang ditarik oleh hewan (kuda, sapi,kerbau), atau manusia. 
b.         Transportasi air merupakan alat transportasi yang menggunakan media sungai, danau dan laut sebagai landasan operasionalnya. Alat transportasi air contohnya seperti kapal,tongkang, perahu dan rakit. 
c.         Transportasi udara adalah merupakan alat angkutan mutakhir dan tercepat. Alat transportasi udara dapat menjangkau tempat – tempat yang tidak dapat ditempuh dengan alat transportasi darat atau alat transportasi laut, di samping mampu bergerak lebih cepat dan mempunyai lintasan yang lurus, serta praktis bebas hambatan. Contoh alat transportasi udara misalnya pesawat terbang, helikopter, balon udara, dll.
Di samping itu, sektor pendukung antara lain navigation and aid service, station bis, jasa pelayanan parker penumpang, dan lainnya.
3.         Jasa Boga
Adalah industri yang bergerak dalam bidang penyediaan makanan dan minuman. Yang termasuk ke dalam industri ini adalah full restoran dan rumah makan, kedai nasi, catering service, inflight catering, café, coffee shop, bar dan sejenis yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan.
4.         Tempat Penukaran Uang (Money Changer)
Tempat penukaran mata uang asing (money changer) kini telah berkembang dengan pesat, penukaran uang tidak hanya dilakukan di bank, melainkan juga pada perusahaan-perusahaan money changer yang tersebar di tempat-tempat strategis, terutama dikota- kota besar.
5.         Biro Perjalanan Wisata
Biro Perjalanan Wisata merupakan usaha pariwisata yang bisnis utamanya adalah membuat/menyusun paket wisata, serta menjualnya kepada wisatawan dan memberikan pelayanan kepada wisatawan yang membeli paket wisata. Paket Wisata itu adalah beberapa komponen pariwisata (transportasi, akomodasi, restoran, atraksi dan sebagainya) yang dirangkai menjadi satu paket perjalanan dan dijual dalam satu kesatuan harga. Biro Perjalanan Wisata mengeluarkan produknya berupa "Janji Jasa Perjalanan Wisata" yang dijual dalam bentuk "Brosur Paket Wisata" dan Biro Perjalanan Wisata harus bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan produk yang dikeluarkannya. Biro Perjalanan Wisata harus menjamin bahwa wisatawan akan menikmati perjalanannya seperti yang tertulis dalam Brosur Paket Wisata yang dikeluarkan Biro Perjalanan Wisata. Untuk kegiatan usahanya Biro Perjalanan Wisata memperoleh laba yaitu selisih harga penjualan dengan total harga semua komponen yang dijualnya dalam paket wisata.
6.             Souvenir shop, handicraft serta shopping centre
Dimana wisatawan dapat berbelanja untuk membeli oleh-oleh dan barang-barang kebutuhan atau untuk kenangan.

B.       Produk Industri Pariwisata
Produk pariwisata (Tourism Product) merupakan suatu bentukan yang nyata (tangible product) dan tidak nyata (intangible product), dikemas dalam suatu kesatuan rangkaian perjalanan yang hanya dapat dinikmati, apabila seluruh rangkaian perjalanan tersebut dapat memberikan pengalaman yang baik bagi orang yang melakukan perjalanan atau yang menggunakan produk tersebut.
1.         Gamal Suwantoro (2007:75) pada hakekatnya  produk wisata adalah keseluruhan palayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya sampai ke daerah tujuan wisata yang dipilihnya dan sampai kembali kerumah dimana ia berangkat semula.
2.         Gooddall (1991: 63), produk pariwisata dimulai dari ketersediaan sumber yang berwujud (tangible) hingga tak berwujud (intangible) dan secara totalitas lebih condong kepada kategori jasa yang tak berwujud (intangible).
3.         Burns and Holden (1989:172) produk pariwisata dinyatakan sebagai segala sesuatu yang dapat dijual dan diproduksi dengan menggabungkan faktor produksi, konsumen yang tertarik pada tempat-tempat yang menarik, kebudayaan asli dan festival-festival kebudayaan.
4.         Kotler dan Amstrong (1989:463), sebagai sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen atau pangsa pasar untuk memuaskan kemauan dan keinginan termasuk di dalam obyek fisik, layanan, SDM yang terlibat didalam organisasi dan terobosan  atau ide-ide baru.
5.         Bukart dan Medlik (dalam Yoeti,1986:151) mendeskripsikan produk wisata sebagai susunan produk yang terpadu, yang terdiri dari obyek wisata, atraksi wisata, transportasi (jasa angkutan), akomodasi dan hiburan di mana tiap unsur dipersiapkan oleh masing-masing perusahaan dan ditawarkan secara terpisah.
Produk wisata sebagai salah satu obyek penawaran dalam pemasaran pariwisata memiliki unsur-unsur utama yang terdiri 3 bagian (Oka A. Yoeti, 2002:211) :
1.         Daya tarik daerah tujuan wisata, termasuk di dalamnya citra yang dibayangkan oleh wisatawan
2.         Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha pengolaha makanan, parkir, transportasi, rekreasi, dan lain-lain
3.         Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut.

Mason (2000:46) dan Poerwanto (1998:53) membuat rumusan tentang komponen-komponen produk wisata yaitu :
1.         Atraksi, yaitu daya tarik wisata baik alam, budaya maupun buatan manusia seperti festival atau pentas seni.
2.         Aksesbilitas, yaitu kemudahan dalam memperoleh atau mencapai tujuan wisata seperti organisasi kepariwisataan (travel agent).
3.         Amenities yaitu fasilitas untuk memperoleh kesenangan. Dalam hal ini dapat  berbentuk akomodasi, kebersihan dan keramahtamahan.
4.         Networking, yaitu jaringan kerjasama yang berkaitan dengan produk yang ditawarkan  baik lokal, nasional maupun internasional.
Berdasarkan kedua pengertian ini, maka dapat disimpulakan bahwa terdapat 3 (tiga) unsur yang membentuk suatu produk pariwisata, yaitu :
1.         Daya tarik dari destinasi meliputi atraksi wisata yang disajikan dengan kegiatan something to do, something to see, dan something to buy.
2.         Fasilitas dari destinasi meliputi akomodasi, restoran, dan lain-lain
3.         Kemudahan dari destinasi digolongkan ke dalam sarana transportasi, serta akses menuju ke daya tarik wisata.
Selanjutnya ketiga unsur tersebut menyatu dan menghasilkan citra terhadap suatu destinasi, apakah baik atau buruk. Berikut ini terdapat sejumlah 6 (enam) unsur produk pariwisata yang membentuk suatu paket pariwisata terpadu yang diuraikan berdasarkan kebutuhan wisatawan, antara lain:
1.         Objek dan Daya Tarik Wisata;
2.         Jasa travel Agent &tour Operator;
3.         Jasa Perusahaan Angkutan;
4.         Jasa Pelayanan Akomodasi, & Restoran, Rekreasi dan Hiburan;
5.         Jasa Souvenir (Cinderamata);
6.         Jasa Perusahaan Pendukung.
 
        Pariwisata adalah industri multi-sektor yang kompleks yang menuntut perencanaan tingkat tinggi yang didukung oleh penelitian untuk berhasil.
Perusahaan Multinasional Besar: jaringan hotel, maskapai penerbangan Mendominasi pariwisata.
Mayoritas perusahaan pariwisata di setiap destinasi adalah UKM.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Secara teknis  pariwisata adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau berkelompok dalam wilayah negara sendiri maupun negara lain dengan menggunakan kemudahan jasa atau pelayanan dan faktor-faktor penunjang serta kemudahan-kemudahan lainnya yang diadakan oleh  pemerintah, dunia usaha dan masyarakat agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan.
Industri dengan industri pariwisata sangat berbeda sekali, industri merupkan  pengolahan barang yang belum jadi menjadi barang yang sudah jadi dan siap untuk digunakan. Sedangkan industri pariwisata merupakan suatu industri dari serangkaian perusahan yang menghasilkan barang dan jasa yang diperuntukkan pada para wisatawan agar terpenuhi kesenangannya dalam berwisata.
Industri pariwisata dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian seperti akomodasi, trasportasi, jasa boga, tempat penukaran uang (money changer), biro perjalanan wisata, dan souvenir shop, handicraft serta shopping centre.
Produk wisata adalah keseluruhan palayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya sampai ke daerah tujuan wisata yang dipilihnya dan sampai kembali kerumah dimana ia berangkat semula. Produk pariwisata merupakan suatu bentukan yang nyata (tangible product) seperti alam, budaya, kuliner, handicraft, dan lain sebagainya dan tidak nyata (intangible product) seperti pelayanan jasa yang diberikan kepada wisatawan untuk kepuasaan wisatawan pada saat berkunjung.



Andayani, Luh Yeny. 2014. Manajemen Pemasaran Pariwisata. Yogyakarta : Graha Ilmu
https://madesuniastha.wordpress.com/lecturing-material/

Komentar